Minggu, 30 Oktober 2016

LABA

  1. Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
  1. Teori tentang Laba
a) Risk-Bearing Theory of Profit
Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-rata.
b) Frictional Theory of Profit
Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.
c) Monopoly Theory of Profit
Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar persaingan.
d) Innovatioan Theory of Profit
Laba ekonomi adalah imbalan karena pengenalan dari inovasi yang berhasil.
e) Managerial Efficieny Theory of Profit
Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari investasi jangka panjang, perusahaan yang lebih efisien dari rata rata perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
Ada yang berpendapat bahwa teori tentang laba adalah
o Laba merupakan motif perusahaan.
o Dalam ekonomi manajerial, laba dapat dibedakan menjadi laba ekonomi dan laba bisnis.
o Laba Bisnis adalah laba yang biasa kita kenal dalam perhitungan akuntansi, yakni pendapatan penjualan dikurangi Biaya Eksplisit (Akuntansi).
o Selain itu, dikenal juga Laba Ekonomi, yakni Laba bisnis dikurangi Biaya Modal yang Implisit dan
o Masukan Lain yang Disediakan Pemilik dan dipergunakan perusahaan.
  1. Fungsi Laba
Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam suatu waktu. Laba dapat turun akibat adanya pesaing baru yang muncul dalam pasar. Laba di bagi menurutnya kepentingan masing-masing.
Laba Bisnis dan Laba Ekonomi
  1. Business profit; penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit.
  2. Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang digunakan dalam proses produksi.
  3. Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit.
  4. Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam proses produksi.
  1. Konsep Laba
Konsep laba menurut akuntansi, yaitu merupakan selisih bersih antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang diperkirakan untuk menghasilkan Pendapatan. Pengertian ini banyak yang meragukan bahwa angka laba dapat dipakai sebagai informasi untuk pengambilan keputusan. Akuntansi menganggap bahwa laba akuntansi dapat menjadi pengukur prestasi atau kinerja perusahaan. Dalam konsep laba, yang sering menjadi masalah adalah bahwa para pemakai mempunyai konsep laba sendiri yang dianggap paling cocok untuk pengambilan keputusan. Beberapa konsep laba yang digunakan oleh para pemkai meliputi konsep laba nilai tambah, konsep laba badan usaha, konsep laba investor, konsep laba pemegang saham, dan konsep laba pemegang saham biasa/residual.
Tujuananya adalah untuk mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang ada antara pengukuran laba ekonomi dan laba akuntansi serta untuk mengungkapkan adanya kecenderungan ke arah penyatuan kedua pengukuran tersebut, sehingga dapat menyumbangkan suatu pengetahuan bahwa ada kecenderungan ke arah penyatuan kedua pengukuran tersebut.
Sedangkan Prinsip-prinsipnya antara lain prinsip unit moneter, prinsip historis, dan prinsip realisasi, yang menyebabkan penghitungan laba tersebut tidak menghasilkan informasi yang relevan dengan kenyataan. Pada kondisi kepastian, konsep laba akuntansi tidak menanamkan penghitungan kenaikan konsep laba ekonomi bersih dan. perubahan goodwill, sementara konsep laba ekonomi memasukkan penghitungan tersebut pada kondisi ketidakpastian, kenaikan nilai aktiva berujud bersih dan perubahan goodwill. Perubahan harapan pada konsep laba ekonomi dimasukkan dalam penghitungan, namun tidak masuk penghitungan akuntansi. Dalam kondisi perubahan harga, akuntan menggunakan konsep uang yang menghasilkan informasi yang menyesatkan karena perubahan nilai uang tidak disesuaikan, sementara ekonom menggunakan konsep nilai nyata uang, yang menghasilkan informasi yang lebih tepat.
Secara tradisional ada dua pendekatan yang dipakai berkenaan dengan konsep laba. Kedua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
1.Pendekatan transaksi
Pendekatan transaksi menganggap bahwa laba timbul karena adanya transaksi. Artinya tanpa transaksi laba tidak akan terjadi dan oleh karenanya bukan merupakan objek pengukuran dan pengakuan. Berdasarkan pendekatan ini laba dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik kejadiannya. Misalnya, laba dapat diklasifikasikan berdasarkan produk, pelanggan atau daerah pemasaran, laba operasi, laba nonoperasi, dan sebagainya.
2.Pendekatan aktivitas
Pendekatan aktivitas menganggap bahwa pendapatan diakui apabila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Misalnya, pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi, setelah penjualan atau setelah kas diterima, dan sebagainya.
Jadi, ciri-ciri dari konsep laba akuntansi tradisional adalah sebagai berikut. Pertama, laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Kedua, laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan berhubungan dengan prestasi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Ketiga, laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan. Umumnya prinsip realisasi merupakan pengujian bagi pengakuan pendapatan dan karena itu juga untuk laba. Keempat, laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis bagi perusahaan. Kelima, laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasi dari periode itu dikaitkan pada biaya relevan yang tepat atau sepadan atau didasari dengan prinsip matching.
Kelemahan laba akuntansi di atas adalah sebagai berikut.
a) Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan yang belum direalisasikan dalam nilai aktiva yang ditahan pada suatu periode tertentu karena penerapan prinsip biaya historis dan realisasi.
b) Laba akuntansi mengandalkan laba berdasarkan prinsip biaya historis menyulitkan pembandingan dengan adanya berbagai metode penghitungan biaya yang dapat diterima.
c) Laba akuntansi mengandalkan laba pada prinsip realisasi menyebabkan penyajian informasi yang tidak relevan dan tidak dimengerti oleh pemakai laporan keuangan.
Ada yang berpendapat bahwa Konsep laba menurut akuntansi berbeda dengan konsep menurut ekonomi. Konsep laba menurut akuntansi tidak berusaha menempatkan expected value atau tidak berusaha melaporkan perubahan-perubahan pada expected value dari assets dan atau liabilities. Dengan demikian, laba menurut ekonom akan mencakup holding gains dan losses. Di samping itu, juga terdapat perbedaan pengukuran yang disebut sebagai laba atau modal (capital). Ekonom memandang laba dari sudut pemilik dan mengartikan laba sebagai kenaikan modal dalam suatu periode tertentu. Modal itu sendiri diartikan sebagai jumlah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan atau dinikmati pada masa yang akan datang. Sementara laba merupakan kenikmatan yang berasal dari penggunaan modal perusahaan yang berupa aliran kenikmatan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Dalam hal ini harus dibedakan antara aliran kenikmatan yang dinikmati tanpa mempengaruhi jumlah modal pada awal periode dan aliran kenikmatan yang mempengaruhi besarnya modal pada awal periode. Dari konsep tersebut kemudian muncul konsep mempertahankan modal (capital maintenance concept). Dengan konsep ini laba diukur dengan cara menentukan tingkat kekayaan pada akhir dan awal periode, kemudian menyelisihkan di antara keduanya. Selisih positif antara kekayaan akhir periode dengan kekayaan pada awal periode disebut sebagai laba.
Konsep capital maintenance dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.Financing Capital
Menurut konsep ini modal dipandang sebagai kekayaan pemegang saham. Hal itu berarti bahwa modal merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham tanpa memperhatikan bentuk atau wujud aktiva fisiknya. Dengan demikian, pengertian modal difokuskan pada jumlah rupiah yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Laba akan diukur berdasarkan kenaikan jumlah rupiah yang diinvestasikan tersebut.
2. Physical Capital
Menurut konsep ini modal diartikan sama dengan aktiva yang dikelola oleh manajemen. Untuk menentukan tingkat modal yang dapat dipertahankan, aktiva dipandang sebagai kapasitas produksi dalam bentuk fasilitas fisik. Perusahaan dikatakan dapat mempertahankan fasilitas fisik tersebut dari awal sampai dengan akhir periode jika perusahaan memiliki fasilitas fisik yang sama pada awal dan akhir periode. Ini berarti bahwa fasilitas fisik tersebut harus diukur berdasarkan replacement cost. Dengan demikian, untuk dapat mempertahankan modal sampai dengan akhir suatu periode tertentu harus ada penyesuaian (capital maintenance adjustment) agar diperoleh replacement cost yang nilainya sama dengan nilai fasilitas fisik pada awal periode. Besarnya laba adalah sebesar selisih antara nilai aktiva pada awal dan akhir periode setelah diperhitungkan adanya kenaikan harga yang terjadi selama periode tersebut. Menurut konsep ini holding gains bukan merupakan laba.
Perbedaan antara konsep physical capital dengan financial capital adalah pengaruh dari perubahan harga pada aktiva dan atau utang yang dimiliki oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut konsep financial capital pengaruh perubahan harga diakui dan akan menimbulkan adanya holding gains atau losses yang kemudian dimasukkan ke laporan rugi-laba. Konsep physical capital mengakui perubahan harga tersebut sebagai capital maintenance adjustment dan akan dimasukkan secara langsung ke dalam komponen modal, tidak dimasukkan ke laporan rugi-laba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar