- Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha
selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas
biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering
digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden,
pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi
(Harnanto, 2003: 444).
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi
pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba
menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba
sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam
akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari
transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi
perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba
per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara
lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan
tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan
penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi
yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001:
259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
- Teori tentang Laba
a) Risk-Bearing Theory of Profit
Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-rata.
b) Frictional Theory of Profit
Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.
c) Monopoly Theory of Profit
Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan
mengenakan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar
persaingan.
d) Innovatioan Theory of Profit
Laba ekonomi adalah imbalan karena pengenalan dari inovasi yang berhasil.
e) Managerial Efficieny Theory of Profit
Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari
investasi jangka panjang, perusahaan yang lebih efisien dari rata rata
perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
Ada yang berpendapat bahwa teori tentang laba adalah
o Laba merupakan motif perusahaan.
o Dalam ekonomi manajerial, laba dapat dibedakan menjadi laba ekonomi dan laba bisnis.
o Laba
Bisnis adalah laba yang biasa kita kenal dalam perhitungan akuntansi,
yakni pendapatan penjualan dikurangi Biaya Eksplisit (Akuntansi).
o Selain itu, dikenal juga Laba Ekonomi, yakni Laba bisnis dikurangi Biaya Modal yang Implisit dan
o Masukan Lain yang Disediakan Pemilik dan dipergunakan perusahaan.
- Fungsi Laba
Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai
realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan
perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam suatu waktu. Laba
dapat turun akibat adanya pesaing baru yang muncul dalam pasar. Laba di
bagi menurutnya kepentingan masing-masing.
Laba Bisnis dan Laba Ekonomi
- Business profit; penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit.
- Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang digunakan dalam proses produksi.
- Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit.
- Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam proses produksi.
- Konsep Laba
Konsep laba menurut akuntansi, yaitu merupakan selisih bersih antara
pendapatan yang diterima dengan biaya yang diperkirakan untuk
menghasilkan Pendapatan. Pengertian ini banyak yang meragukan bahwa
angka laba dapat dipakai sebagai informasi untuk pengambilan keputusan.
Akuntansi menganggap bahwa laba akuntansi dapat menjadi pengukur
prestasi atau kinerja perusahaan. Dalam konsep laba, yang sering menjadi
masalah adalah bahwa para pemakai mempunyai konsep laba sendiri yang
dianggap paling cocok untuk pengambilan keputusan. Beberapa konsep laba
yang digunakan oleh para pemkai meliputi konsep laba nilai tambah,
konsep laba badan usaha, konsep laba investor, konsep laba pemegang
saham, dan konsep laba pemegang saham biasa/residual.
Tujuananya adalah untuk mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang ada
antara pengukuran laba ekonomi dan laba akuntansi serta untuk
mengungkapkan adanya kecenderungan ke arah penyatuan kedua pengukuran
tersebut, sehingga dapat menyumbangkan suatu pengetahuan bahwa ada
kecenderungan ke arah penyatuan kedua pengukuran tersebut.
Sedangkan Prinsip-prinsipnya antara lain prinsip unit moneter, prinsip
historis, dan prinsip realisasi, yang menyebabkan penghitungan laba
tersebut tidak menghasilkan informasi yang relevan dengan kenyataan.
Pada kondisi kepastian, konsep laba akuntansi tidak menanamkan
penghitungan kenaikan konsep laba ekonomi bersih dan. perubahan
goodwill, sementara konsep laba ekonomi memasukkan penghitungan tersebut
pada kondisi ketidakpastian, kenaikan nilai aktiva berujud bersih dan
perubahan goodwill. Perubahan harapan pada konsep laba ekonomi
dimasukkan dalam penghitungan, namun tidak masuk penghitungan akuntansi.
Dalam kondisi perubahan harga, akuntan menggunakan konsep uang yang
menghasilkan informasi yang menyesatkan karena perubahan nilai uang
tidak disesuaikan, sementara ekonom menggunakan konsep nilai nyata uang,
yang menghasilkan informasi yang lebih tepat.
Secara tradisional ada dua pendekatan yang dipakai berkenaan dengan
konsep laba. Kedua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
1.Pendekatan transaksi
Pendekatan transaksi menganggap bahwa laba timbul karena adanya
transaksi. Artinya tanpa transaksi laba tidak akan terjadi dan oleh
karenanya bukan merupakan objek pengukuran dan pengakuan. Berdasarkan
pendekatan ini laba dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik
kejadiannya. Misalnya, laba dapat diklasifikasikan berdasarkan produk,
pelanggan atau daerah pemasaran, laba operasi, laba nonoperasi, dan
sebagainya.
2.Pendekatan aktivitas
Pendekatan aktivitas menganggap bahwa pendapatan diakui apabila kegiatan
tertentu telah dilaksanakan. Misalnya, pendapatan dapat diakui pada
saat selesainya produksi, setelah penjualan atau setelah kas diterima,
dan sebagainya.
Jadi, ciri-ciri dari konsep laba akuntansi tradisional adalah sebagai
berikut. Pertama, laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Kedua, laba akuntansi didasarkan pada
postulat periode dan berhubungan dengan prestasi keuangan perusahaan
selama periode waktu tertentu. Ketiga, laba akuntansi didasarkan pada
prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran, dan pengakuan
pendapatan. Umumnya prinsip realisasi merupakan pengujian bagi pengakuan
pendapatan dan karena itu juga untuk laba. Keempat, laba akuntansi
membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis bagi
perusahaan. Kelima, laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang
direalisasi dari periode itu dikaitkan pada biaya relevan yang tepat
atau sepadan atau didasari dengan prinsip matching.
Kelemahan laba akuntansi di atas adalah sebagai berikut.
a) Laba
akuntansi gagal mengakui kenaikan yang belum direalisasikan dalam nilai
aktiva yang ditahan pada suatu periode tertentu karena penerapan
prinsip biaya historis dan realisasi.
b) Laba
akuntansi mengandalkan laba berdasarkan prinsip biaya historis
menyulitkan pembandingan dengan adanya berbagai metode penghitungan
biaya yang dapat diterima.
c) Laba
akuntansi mengandalkan laba pada prinsip realisasi menyebabkan
penyajian informasi yang tidak relevan dan tidak dimengerti oleh pemakai
laporan keuangan.
Ada yang berpendapat bahwa Konsep laba menurut akuntansi berbeda dengan
konsep menurut ekonomi. Konsep laba menurut akuntansi tidak berusaha
menempatkan expected value atau tidak berusaha melaporkan
perubahan-perubahan pada expected value dari assets dan atau
liabilities. Dengan demikian, laba menurut ekonom akan mencakup holding
gains dan losses. Di samping itu, juga terdapat perbedaan pengukuran
yang disebut sebagai laba atau modal (capital). Ekonom memandang laba
dari sudut pemilik dan mengartikan laba sebagai kenaikan modal dalam
suatu periode tertentu. Modal itu sendiri diartikan sebagai jumlah
kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan atau
dinikmati pada masa yang akan datang. Sementara laba merupakan
kenikmatan yang berasal dari penggunaan modal perusahaan yang berupa
aliran kenikmatan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Dalam hal ini
harus dibedakan antara aliran kenikmatan yang dinikmati tanpa
mempengaruhi jumlah modal pada awal periode dan aliran kenikmatan yang
mempengaruhi besarnya modal pada awal periode. Dari konsep tersebut
kemudian muncul konsep mempertahankan modal (capital maintenance
concept). Dengan konsep ini laba diukur dengan cara menentukan tingkat
kekayaan pada akhir dan awal periode, kemudian menyelisihkan di antara
keduanya. Selisih positif antara kekayaan akhir periode dengan kekayaan
pada awal periode disebut sebagai laba.
Konsep capital maintenance dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.Financing Capital
Menurut konsep ini modal dipandang sebagai kekayaan pemegang saham. Hal
itu berarti bahwa modal merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham
tanpa memperhatikan bentuk atau wujud aktiva fisiknya. Dengan demikian,
pengertian modal difokuskan pada jumlah rupiah yang diinvestasikan pada
suatu perusahaan. Laba akan diukur berdasarkan kenaikan jumlah rupiah
yang diinvestasikan tersebut.
2. Physical Capital
Menurut konsep ini modal diartikan sama dengan aktiva yang dikelola oleh
manajemen. Untuk menentukan tingkat modal yang dapat dipertahankan,
aktiva dipandang sebagai kapasitas produksi dalam bentuk fasilitas
fisik. Perusahaan dikatakan dapat mempertahankan fasilitas fisik
tersebut dari awal sampai dengan akhir periode jika perusahaan memiliki
fasilitas fisik yang sama pada awal dan akhir periode. Ini berarti bahwa
fasilitas fisik tersebut harus diukur berdasarkan replacement cost.
Dengan demikian, untuk dapat mempertahankan modal sampai dengan akhir
suatu periode tertentu harus ada penyesuaian (capital maintenance
adjustment) agar diperoleh replacement cost yang nilainya sama dengan
nilai fasilitas fisik pada awal periode. Besarnya laba adalah sebesar
selisih antara nilai aktiva pada awal dan akhir periode setelah
diperhitungkan adanya kenaikan harga yang terjadi selama periode
tersebut. Menurut konsep ini holding gains bukan merupakan laba.
Perbedaan antara konsep physical capital dengan financial capital adalah
pengaruh dari perubahan harga pada aktiva dan atau utang yang dimiliki
oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut konsep financial
capital pengaruh perubahan harga diakui dan akan menimbulkan adanya
holding gains atau losses yang kemudian dimasukkan ke laporan rugi-laba.
Konsep physical capital mengakui perubahan harga tersebut sebagai
capital maintenance adjustment dan akan dimasukkan secara langsung ke
dalam komponen modal, tidak dimasukkan ke laporan rugi-laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar