Minggu, 10 April 2016

BIAYA OVERHEAD PABRIK

  1.  PENGERTIAN BOP
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik) yang digunakan untuk fasilitas produksi.

    2.     PENGERTIAN BOPPENGHITUNGAN BOP

dasar penghitungan tarip BOP.
pembebanan BOP dapat dilakukan berdasarkan pemacu biaya (cost driver) yaitu volume activity atau berdasarkan non volume activity. dengan menggunakan volume activity tarip BOP dibagi dengan jumlah volume aktivitas.

Dasar (cost driver) 
yang termassuk volume aktivitas.
  •    jam mesin
TARIP = anggaran BOP pada kapasitas normal  
                     Taksiran jam mesin
  • biaya bahan baku
TARIP = estimasi BOP          x 100%
             estimasi biaya bahan

  • unit produksi
  • biaya tenaga kerja langsung
TARIP= anggaran BOP   x 100%
             estimasi BTKL


  • jam kerja langsung
TARIP =anggaran BOP  x 100%
              estimasi JKL


3. KONSEP KAPASITAS.

   a. kapasitas teoritis
yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua beroperassi secara sempurna.

  b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .

  c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat untuk memperhitungkan besarnya BOP.

  d. kapasitas yang diharapkan
yaitu merupakan rencan produksi yang penting untuk memenuhi kebutuhan penjualan pada tahun yang akan datang.

dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah departemen penangananbahan, departemen bengkel

4.ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN JASA KE DEPARTEMEN PRODUKSI

departemen produksi adalah departemen yang bertanggungjawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk atau jasa yang akan dijual ke konsumen. departemen produksi merupakan departemen yang mengolah bahan secara langsung menjadi produk jadi. contoh departemen prtoduksi pada rumah sakit umum (RSU) adalah unit gawat darurat, dan bagian operasi.pada perusahaan pabrikasi departemen produksinya adalah departemen pembentukan, departemen perakitan, departemen penyelesaian, departemen pengepakan..

departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit listrik, departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan bagian dari biya produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke produk dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
  1. pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
  2. pembebanan biaya ke produk.

pengalokasian biaya-biaya yang terjadi didepatemen jasa ke departemen produksi memiliki tujuan untuk:
  • penentuan harga produk 
  • menghitung profitabilitas tiap jenis produk ( product line)
  • memprediksi efek ekonomi dari perencanaan dan pengendaliaan 
  • menilai persediaan
  • memotivasi menejer
5. DASAR ALOKASI

biaya yang terjadi didepartemen jasa dialaokasikan ke departen-departemen yang menikmati jasanya. sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya departemen jasa dapat berupa jumlah pemakaian jasa, luasa lantai dan yang lainnya. dasar alokasi dipilah apakah menunjukan adanya hubungan yang jelas antara jumlah jasa yang dinikmati dengan jumlah biaya yang timbul. misal pembebanan biaya departemen tenaga listrik ke departemen yang menikmatinya, berdasarkan jumlah KWH yang dipakai. seandainya departemen A mengkonsumsi jasa departemen tenaga listrik sebesar 100 KWH sedang tarip 1 KWH sama dengan Rp 45,00 maka terhadap departemen A tersebut dibebani biaya alokasi sebesar 100 KWH x Rp 45,00 =Rp 4.500,00

6.METODE PENGHITUNGAN ALOKASI BIAYA

  1. metode langsung merupakan metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi didepartemen jasa secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi suatu departemen jasa menikmati departemen jasa lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya pemakain jasa.
  2. metode step-down merupakan mengalukasian biaya secara bertahap. metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh departemen lainnya. oleh karena itu departemen yang menikmati jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah mengalokasikan semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain. umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen yang jumlah biayanya paling besar atau dari departemen jasa yang jasanya paling banyak digunakan oleh departemen lain.
  3. metode resiprokal  merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang terjadi didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang menikmati.selain dialokasikan kedepartemen produksi, biaya yang terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke departemen jasa lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya dilakukan berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah dialokasikan biayanya akan menerima alokasi biaya departemen jasa yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.         
j1 = Jsa1 + aJ2 + bJ3
j2 = Jsa2 + cJ1 + dJ3
p1 = Psa1 + gJ1 + hj2
p2 = Psa2 + iJ2 + jJ2

keterangan
J 1,2 = biaya departemen jasa 1, 2 (setelah mendapat alokasi dari departemen lain)
Jsa 1,2 = biaya departemen jasa sebelum menerima alokasi departemen lain.
Psa1,2 = biaya departemen produksi sebelum menerima alokasi departemen lain.
a,b...j = presentase alokasi.


Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya. UNIBA

http://uniba.ac.id/

supawi-pawenang.blogspot.com

HARGA POKOK PRODUKSI

Pengertian Harga Pokok Produksi 
 ” Harga Pokok Produksi adalah semua elemen biaya yang diproduksi baik tetap maupun variabel”.

Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Ada tiga metode perhitungan harga pokok produksi yaitu :


1. Metode harga pokok sesungguhnya (actual cost)
Dalam metode ini perhitungan harga pokok produksi per unit berdasarkan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Metode perhitungan harga pokok produksi sesungguhnya biasanya    digunakan    pada    metode   harga    pokok    proses     yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.

2. Metode harga pokok normal ( normal costing)
Pada metode inio, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dan baiya overhead pabrik menggunakan tarif pembebanan di muka.

Metode ini biasanya digunakan pada metode harga pokok pesanan (job order costing) yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.

3. Metode harga pokok standar ( standard costing)
Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga pokok produk per unit dengan menggunakan standar tertentu, sehingga harga pokok produk per unit bukan harga pokok sesungguhnya, tetapi harga pokok yang seharusnya.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan harga pokok yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.
1. Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Costing )
Harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga  pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.
2. Metode Harga Pokok Proses ( Process Costing )
Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke setiap departemen produksi dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing – masing departemen.”

Langkah - langkah penyusunan laporan harga pokok produksi 

Adalah sebagai berikut :
1. Menyusun skedul kuantitas
Skedul kuantitas mencatat unit yang menjadi tanggung jawab dari masing – masing departemen yang menunjukkan arus fisik, mulai dari persediaan awal, unit yang mulai diproses pada periode berjalan, unit yang dikeluarkan baik yang ditransfer maupun yang hilang dan persediaan akhir.
2. Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit
Dalam proses produksi tertentu, biasanya pada akhir periode terdapat unit yang belum selesai menjadi produk yang lazim disebut persediaan barang dalam proses. Untuk itu, total biaya produksi yang terjadi pada periode itu harus dialokasikan kepada dua jenis persediaan yaitu barang jadi dan barang dalam proses.
Oleh karena  itu  barang  dalam proses  mengkonsumsi lebih sedikit sumber daya dibandingkan unit selesai, maka pembagian total biaya dengan unit  fisik tidaklah tetap. Oleh karena itu unit   persediaan dalam proses perlu dikonversi kedalam unit yang ekuivalen dengan barang jadi, sehingga diperlukan penaksiran tingkat penyelesaian masing – masing unsur biaya produksi.
3. Pertanggungjawaban biaya departemen
Biaya yang dibebankan ke departemen menunjukkan penggabungan biaya antara persediaan awal, biaya dari unit yang diterima dari departemen terdahulu dan biaya yang terjadi  pada periode yang dilaporkan.
4. Rekapitulasi biaya
Total biaya yang dikeluarkan sampai pada suatu departemen akan dialokasikan agar dapat diketahui berapa besar biaya per unit yang ditransfer dan berapa nilai persediaan yang tinggal.
 


Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya. UNIBA

http://uniba.ac.id/

supawi-pawenang.blogspot.com

KALKULASI BIAYA

KALKULASI BIAYA
konsep yang menjadi rangka bangun sistem kalkulasi biaya:
1. objek biaya
    sesuatu yang akan diukur biayanya misal produk
2. biaya langsung dari suatu objek biaya
    biaya yang bisa ditelusuri ke objek
3. Biaya tidak langsung dari suatu objek biaya
    biaya yang tidak bisa ditelusuri ke objek.
Istilah yang terkait kakulasi biaya
1.Pool biaya (cost pool)
   Kelompok pos-pos biaya individual
2.Dasar alokasi biaya (cost allocation base)
   satuan yang digunakan untuk mengukur biaya.misa: jam, upah dll
3.Pusat pertanggung jawaban (responsbility centers)
   organisasi yang bertanggung jawab atas biaya`
 
 Dasar sistem kakulasi biaya
1.Sistem kalkulasi biaya berdasarkan pekerjaan (job costing system)
  ini digunakan untuk endapatkan biaya produk yang berbeda. umumnya biaya saling tepisah an bisa     di identivikasi secara jelas.
2.Sistem kalkulasi biaya berdasarkan proses(process costing system)
  ini di gunakan untuk menetapkan biaya sejumlah besar unit yang identik dan serupa.
  umumnya biaya tidak bisa diidentifikasi dengan jeas karena saling terkait.

Contoh job costing & process costing.
1.job costing
  pembuatan pakaian, celana, perbaikan jaan, perakitan mobil.
2.process costing
 pembuatan kain,pembuatan benang, produksi minuman, penyelenggaraan universitas.

Pendekatan dalam job costing
a. menngidentifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai objek biaya
b. mengidentifikasi biaya langsung job atau pekerjaan
c. memilih dasar alokasi biaya yang digunakan untk mengalokasikan biaya tidak langsung ke job
d. menghitung tarif biaya tak langsung per unit
e. menghitung biaya langsung per unit
d. menghitung total biaya berdasar  job 

Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya. UNIBA
http://uniba.ac.id/
supawi-pawenang.blogspot.com

KLASIFIKASI BIAYA

DEFINISI DAN KLASIFIKASI BIAYA


Biaya merupakan komponen terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya suatu perusahaan. Ada beberapa macam definisi biaya. Biaya bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya juga bisa berarti sesuatu yang berkonotasi sebagai penunjang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir, yaitu
mendatangkan laba.biaya
Selain itu, biaya juga bisa disebut sebagai kas atau nilai kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang. Dengan berbagai pengertian tersebut, biaya dapat disimpulkan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan bisa memberikan suatu manfaat, yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berikut klasifikasi biaya yang berlaku umum di perusahaan dan masyarakat.
  • Fixed Cost (Biaya Tetap). Ini adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode serta strategi manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan, asuransi.
  • Variable Cost (Biaya Variabel). Ini adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang salesman.
  • Direct Cost (Biaya Langsung). Ini adalah biaya yang terjadi ketika penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
  • Indirect Cost (Biaya Tak Langsung). Ini adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan, biaya sewa motor.
  • Operation Cost (Biaya Operasi). Ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator.
  • Maintenance Cost (Biaya Perawatan). Ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik.
  • First or Investment Cost (Biaya Investasi). Ini adalah biaya awal sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan, dan mesin dalam operasional perusahaan.
  • Incremental Cost. Ini adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan dan bersifat variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
  • Marginal Cost. Ini adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Pada marginal cost, perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan.
  • Unit Cost. Ini adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisikan sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh: perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang diproduksi melalui perhitungan unit cost.
  • Total Cost (Biaya Total). Ini adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh: perusahaan melakukan kalkulasi total biaya produksi yang dikeluarkan.
  • Recurring Cost (Biaya Terulang). Ini adalah biaya dengan besaran sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh: apakah mesin fotokopi digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin fotokopi sebesar Rp1 juta per bulannya.
  • Unrecurring Cost (Biaya Tak Berulang). Ini adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh: biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
  • Sunk Cost. Ini adalah biaya yang sudah telanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Contoh: Anda tertarik membeli motor sport seharga Rp200 juta. Anda membayar down payment sebesar Rp2 juta kepada penjual. Suatu ketika, Anda tertarik membeli motor low rider. Anda harus membayar lunas sebesar Rp56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah Anda membeli motor sport atau membeli motor low rider, tidak akan berpengaruh kepada uang down payment sebesar Rp2 juta tadi.
Past Cost. Biaya ini memiliki makna sama dengan Sunk cost, yaitu nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apa pun, tidak peduli dengan tindakan apa pun yang diambil.

Refrensi :  Dr.Supawi Pawenang, SE, MM uniba.ac.id 2016

JENIS-JENIS BIAYA

Jenis-Jenis Biaya

      Sehubungan dengan jnis-jenis biaya tersebut, maka D. Hartanto, (2002: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut

       "1) Biaya variabel dan biaya tetap

        2) Biaya yang dapat dikendalikan".     

      Sedangkan menurut Mulyadi, (2002: 57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari  menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi  secara langsung  sebanding dengan volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain yang mengarah pada proses produksi.

      Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya  untuk  mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.

      Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui  sebagai berikut :



1) Biaya variabel  adalah  sejumlah  biaya yang ikut berubah untuk mengikuti  volume produksi atau penjualan. Misalnya atau  bahan langsung hanya yang ikut dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak  berubah walaupun ada  perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan.


https://drive.google.com/open?id=0B3kXIVJTVS_VR3h1WkgzRjk2Ym8

Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya. UNIBA

http://uniba.ac.id/

supawi-pawenang.blogspot.com

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

www.uniba.ac.id
BAB 1
AKUNTANSI BIAYA
akuntansi biaya adalah akuntansi yang secara khusus mencatat semua biaya-biaya yang digunakan dalam menunjang operasionalnya perusahaan. Dengan demikian, akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan khusus yang terkait dengan pencatatan biaya.
 Pengertian Akuntansi Biaya Istilah akuntansi biaya terdiri dari dua unsur kata, yaitu akuntansi dan biaya. Akuntansi berfungsi sebagai sesuatu proses atau subyek yang menerangkan, sedangkan biaya sebagai sesuatu obyek yang diterangkan. Akuntansi sendiri di sini di artikan sebagai suatu teknik (yang meliputi seni dan ilmu) pencatatan, pengelompokkan, dan pelaporan untuk dijadikan sumber informasi pengambilan keputusan. Sedangkan biaya diartikan sebagai sesuatu pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang diukur dengan satuan uang. Berdasar pada pengertian itu, maka yang diakuntansikan hanyalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuannya tentu untuk memberikan informasi pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dengan pendefinisian akuntansi dan biaya di atas, maka Akuntansi Biaya dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan penginterpretasian dari transaksi-transaksi keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran sejumlah harga dari sumberdaya ekonomi baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.
disini ada beberapa definisi akuntansi biaya menurut para ahli



Definisi Akuntansi Biaya menurut Mulyadi bahwa adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. (Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi ke-5, BP-STIE YKPN, Yogyakarta, 1993, halaman 6.)

 

definisi akuntansi biaya menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Akuntansi Biaya, bahwa :
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. (R. A. Supriyono, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku I, Edisi Ke-2, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1994, halaman 12.)

Akuntansi biaya dinyatakan oleh Fess and Warren dalam bukunya adalah : 

“Cost accounting emphasizes the determination and the control of costs. It is concerned primarily with the costs of manufacturing processes and of manufactured products. In addition, one of the most important duties of the cost accountant is to gather and explain cost data, both actual and prospective. Management uses these data in controlling current operations and in planning for the future. (Phillip E. Fess and Carl s. Warren. Accounting Principles. Fifteenth Edition. South-Western Publishing Co. Cincinatti. West Chicago, IL. Dallas. Livermore. CA. 1989, page 16.)

Dari definisi di atas, jelaslah bahwa fungsi akuntansi biaya adalah sebagai alat informasi bagi seorang 


Refrensi :  Dr.Supawi Pawenang, SE, MM uniba.ac.id 2016