Minggu, 10 April 2016

KLASIFIKASI BIAYA

DEFINISI DAN KLASIFIKASI BIAYA


Biaya merupakan komponen terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya suatu perusahaan. Ada beberapa macam definisi biaya. Biaya bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya juga bisa berarti sesuatu yang berkonotasi sebagai penunjang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir, yaitu
mendatangkan laba.biaya
Selain itu, biaya juga bisa disebut sebagai kas atau nilai kuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang. Dengan berbagai pengertian tersebut, biaya dapat disimpulkan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan bisa memberikan suatu manfaat, yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Berikut klasifikasi biaya yang berlaku umum di perusahaan dan masyarakat.
  • Fixed Cost (Biaya Tetap). Ini adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode serta strategi manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan, asuransi.
  • Variable Cost (Biaya Variabel). Ini adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang salesman.
  • Direct Cost (Biaya Langsung). Ini adalah biaya yang terjadi ketika penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
  • Indirect Cost (Biaya Tak Langsung). Ini adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan, biaya sewa motor.
  • Operation Cost (Biaya Operasi). Ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator.
  • Maintenance Cost (Biaya Perawatan). Ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik.
  • First or Investment Cost (Biaya Investasi). Ini adalah biaya awal sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan, dan mesin dalam operasional perusahaan.
  • Incremental Cost. Ini adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi). Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan dan bersifat variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
  • Marginal Cost. Ini adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Pada marginal cost, perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan.
  • Unit Cost. Ini adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisikan sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh: perusahaan dapat mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang diproduksi melalui perhitungan unit cost.
  • Total Cost (Biaya Total). Ini adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh: perusahaan melakukan kalkulasi total biaya produksi yang dikeluarkan.
  • Recurring Cost (Biaya Terulang). Ini adalah biaya dengan besaran sama yang harus dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh: apakah mesin fotokopi digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin fotokopi sebesar Rp1 juta per bulannya.
  • Unrecurring Cost (Biaya Tak Berulang). Ini adalah biaya yang hanya muncul satu kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan. Contoh: biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
  • Sunk Cost. Ini adalah biaya yang sudah telanjur keluar, dan tidak relevan lagi untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Contoh: Anda tertarik membeli motor sport seharga Rp200 juta. Anda membayar down payment sebesar Rp2 juta kepada penjual. Suatu ketika, Anda tertarik membeli motor low rider. Anda harus membayar lunas sebesar Rp56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari kedua opsi tersebut, apakah Anda membeli motor sport atau membeli motor low rider, tidak akan berpengaruh kepada uang down payment sebesar Rp2 juta tadi.
Past Cost. Biaya ini memiliki makna sama dengan Sunk cost, yaitu nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apa pun, tidak peduli dengan tindakan apa pun yang diambil.

Refrensi :  Dr.Supawi Pawenang, SE, MM uniba.ac.id 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar