Minggu, 10 April 2016

BIAYA OVERHEAD PABRIK

  1.  PENGERTIAN BOP
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik) yang digunakan untuk fasilitas produksi.

    2.     PENGERTIAN BOPPENGHITUNGAN BOP

dasar penghitungan tarip BOP.
pembebanan BOP dapat dilakukan berdasarkan pemacu biaya (cost driver) yaitu volume activity atau berdasarkan non volume activity. dengan menggunakan volume activity tarip BOP dibagi dengan jumlah volume aktivitas.

Dasar (cost driver) 
yang termassuk volume aktivitas.
  •    jam mesin
TARIP = anggaran BOP pada kapasitas normal  
                     Taksiran jam mesin
  • biaya bahan baku
TARIP = estimasi BOP          x 100%
             estimasi biaya bahan

  • unit produksi
  • biaya tenaga kerja langsung
TARIP= anggaran BOP   x 100%
             estimasi BTKL


  • jam kerja langsung
TARIP =anggaran BOP  x 100%
              estimasi JKL


3. KONSEP KAPASITAS.

   a. kapasitas teoritis
yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua beroperassi secara sempurna.

  b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .

  c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat untuk memperhitungkan besarnya BOP.

  d. kapasitas yang diharapkan
yaitu merupakan rencan produksi yang penting untuk memenuhi kebutuhan penjualan pada tahun yang akan datang.

dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung memproses produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah departemen penangananbahan, departemen bengkel

4.ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN JASA KE DEPARTEMEN PRODUKSI

departemen produksi adalah departemen yang bertanggungjawab secara langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk atau jasa yang akan dijual ke konsumen. departemen produksi merupakan departemen yang mengolah bahan secara langsung menjadi produk jadi. contoh departemen prtoduksi pada rumah sakit umum (RSU) adalah unit gawat darurat, dan bagian operasi.pada perusahaan pabrikasi departemen produksinya adalah departemen pembentukan, departemen perakitan, departemen penyelesaian, departemen pengepakan..

departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit listrik, departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan bagian dari biya produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke produk dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:
  1. pengalokasian biaya departemen jasa ke departemen produksi;
  2. pembebanan biaya ke produk.

pengalokasian biaya-biaya yang terjadi didepatemen jasa ke departemen produksi memiliki tujuan untuk:
  • penentuan harga produk 
  • menghitung profitabilitas tiap jenis produk ( product line)
  • memprediksi efek ekonomi dari perencanaan dan pengendaliaan 
  • menilai persediaan
  • memotivasi menejer
5. DASAR ALOKASI

biaya yang terjadi didepartemen jasa dialaokasikan ke departen-departemen yang menikmati jasanya. sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya departemen jasa dapat berupa jumlah pemakaian jasa, luasa lantai dan yang lainnya. dasar alokasi dipilah apakah menunjukan adanya hubungan yang jelas antara jumlah jasa yang dinikmati dengan jumlah biaya yang timbul. misal pembebanan biaya departemen tenaga listrik ke departemen yang menikmatinya, berdasarkan jumlah KWH yang dipakai. seandainya departemen A mengkonsumsi jasa departemen tenaga listrik sebesar 100 KWH sedang tarip 1 KWH sama dengan Rp 45,00 maka terhadap departemen A tersebut dibebani biaya alokasi sebesar 100 KWH x Rp 45,00 =Rp 4.500,00

6.METODE PENGHITUNGAN ALOKASI BIAYA

  1. metode langsung merupakan metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi didepartemen jasa secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi suatu departemen jasa menikmati departemen jasa lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya pemakain jasa.
  2. metode step-down merupakan mengalukasian biaya secara bertahap. metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh departemen lainnya. oleh karena itu departemen yang menikmati jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah mengalokasikan semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain. umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen yang jumlah biayanya paling besar atau dari departemen jasa yang jasanya paling banyak digunakan oleh departemen lain.
  3. metode resiprokal  merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang terjadi didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang menikmati.selain dialokasikan kedepartemen produksi, biaya yang terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke departemen jasa lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya dilakukan berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah dialokasikan biayanya akan menerima alokasi biaya departemen jasa yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.         
j1 = Jsa1 + aJ2 + bJ3
j2 = Jsa2 + cJ1 + dJ3
p1 = Psa1 + gJ1 + hj2
p2 = Psa2 + iJ2 + jJ2

keterangan
J 1,2 = biaya departemen jasa 1, 2 (setelah mendapat alokasi dari departemen lain)
Jsa 1,2 = biaya departemen jasa sebelum menerima alokasi departemen lain.
Psa1,2 = biaya departemen produksi sebelum menerima alokasi departemen lain.
a,b...j = presentase alokasi.


Referensi : Supawi Pawenang, 2016, Modul Akuntansi Biaya. UNIBA

http://uniba.ac.id/

supawi-pawenang.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar